Gadis kecil berkerudung merah

Gadis kecil berkerudung merah

Cerita-cerita tentang perempuan yang sampai pada kita dari generasi ke generasi adalah cerita-cerita karangan patriarki. Dari Cinderella sampai Bawang Merah-Bawang Putih, patriarki memilah kisah-kisah hasil imajinasinya untuk terus menguasai perempuan dan mempertahankan tahta kerajaannya. Penting bagi kita membongkar kembali kisah-kisah ini dan menemukan bahwa ternyata ada begitu banyak cerita dengan tokoh utamanya adalah perempuan-perempuan cerdas, aktif, mandiri, punya strategi, dan pemberani. Karakter-karakter yang selama ini dianggap hanya milik laki-laki. (dalam buku Dari Rahim Ini Aku Bicara, halaman 225)

Dalam buku Dari Rahim Ini Aku Bicara, dapat kita temukan sejumlah tokoh perempuan, baik yang sudah mengalami invisibilisasi (diabaikan, dilupakan), maupun yang kisahnya dipelintir demi mengukuhkan patriarki. Dalam kesempatan ini, kita akan lihat satu lagi sosok (anak) perempuan yang penceritaannya telah dibangun sedemikian rupa untuk mengonstruksi psike (jiwa) perempuan untuk menjadi pribadi yang patuh, penurut, dan penakut…. Sosok ini tentu sudah tidak asing lagi, ia dikenal sebagai si gadis kecil berkerudung merah.

Gadis kecil berkerudung merah, seperti biasa digambarkan dalam semua kisah dongeng, adalah gadis tercantik di kampungnya. Suatu hari ia harus melewati hutan untuk mengantarkan kue kepada neneknya. Ibunya mewanti-wanti agar ia mengikuti jalan yang sudah ditunjukkan supaya tidak bertemu dengan serigala dan jika tetap bertemu, hendaknya tidak bicara. Tetapi gadis berkerudung merah yang tak ada namanya ini (toh perempuan tidak perlu diberi nama, sebab keberadaannya tidak dianggap dalam masyarakat) ingin terlebih dahulu memetik bunga, ingin mengeksplorasi sekitarnya, dan akhirnya bertemulah ia dengan serigala.

Ups, gadis berkerudung merah terlalu bawel, ia banyak bercerita, sampai memberitahukan tempat kediaman neneknya kepada kepada serigala. Serigala pun berlari mendahuluinya, tiba di rumah nenek, dan memakan si nenek. Lalu menyamar menjadi nenek yang berbaring di ranjang.

Tibalah gadis berkerudung merah, menghampiri serigala yang ia kira neneknya. Serigala meminta gadis berkerudung merah naik ke ranjang, dan tidak lama kemudian melahapnya setelah beberapa tanya-jawab antara mereka. Gadis berkerudung merah seketika lenyap, tidak hanya “mati”, tapi ia tidak eksis lagi. Pesannya adalah ketidakpatuhan anak perempuan dihukum, keingintahuannya dihukum, dan ia tidak boleh (banyak) bicara. Tambahan lagi : di luar rumah berbahaya bagi anak perempuan. 

Itulah versi patriarkis-moralis ala Charles Perrault. Versi lain banyak dibuat setelah ataupun sebelum Perrault dengan kurang menyeramkan, meski dalam nuansa sedikit banyak patriarkis. Contohnya versi Jeannette dan Marie Hassenpflug, yang nanti akan dipadukan dalam versi Brüder Grimm (The Brothers Grimm).

Dalam versi dua saudara perempuan ini, gadis berkerudung merah dan nenek diselamatkan oleh seorang pemburu, yang tentunya laki-laki. Namun setelah itu, gadis dan nenek belajar dari pengalaman ini akan bekerja sama pada waktu mendatang untuk gantian membunuh serigala. Versi ini memang belum keluar dari patriarki dengan masih menampilkan laki-laki sebagai penyelamat. Hal ini bisa dimaklumi sebab Jeannette dan Marie seperti halnya setiap orang, juga sudah sekian lama berendam dalam budaya patriarki. Tetapi menarik untuk melihat bahwa dalam diri perempuan selalu ada karakter subversif, untuk melawan tatanan normatif. Indah pula untuk dicatat ide persaudaraan antar perempuan khususnya antar generasi antara nenek dan gadis cilik.

Mari kita bayangkan versi lain, versi anak perempuan itu sendiri yang otaknya belum dijejali patriarki. Dengan riang gembira ia keluar rumah, bersenandung melihat indahnya bunga di kiri dan kanan, menyapa tupai, kelinci,  dsb, dan akhirnya berpapasan dengan serigala yang mengajaknya berbicara. Anggaplah ia terlalu banyak bicara, dan berakhir di ranjang neneknya dengan serigala.

Setelah tersadar dengan segera, ya segera, bahwa yang di atas ranjang bukan neneknya, sebab anak perempuan juga bisa membedakan antara seorang nenek dan seekor serigala (kami tidak sebodoh itu, Perrault!), gadis berkerudung merah, dalam ketakutannya, mencari akal untuk menyelamatkan diri (Ya siapa bilang tidak boleh takut, takut itu ok, dan tidak mencegah otak kita untuk berputar menemukan jalan keluar)..

Ia lalu mengatakan pada serigala bahwa ia ingin buang air kecil sebelum tidur bersama nenek. Sebab rumah nenek pada abad 17 itu tidak ada toilet, gadis berkerudung merah pun buang air kecil di luar, dan yup, ia pun segera berlari menyelamatkan diri. Versi lebih detil lagi untuk menunjukkan kecerdikan gadis kecil adalah serigala mengikat kaki gadis kecil dengan benang agar tidak terlepas dari tangannya tetapi benang ini akan diputus si gadis oleh sebatang ranting yang ia temukan di luar. Ia tidak membutuhkan pemburu laki-laki untuk menyelamatkannya. Ia juga yang akan mengeluarkan neneknya dari mulut serigala setelah terlebih dahulu berhasil menjebak serigala. 

Versi lain mengenai gadis kecil berkerudung merah telah diceritakan oleh Raphaelle Frier. Dalam sebuah album yang ilustrasinya dikerjakan oleh  Victoria Dorche, berjudul La Petite rouge courroux alias Si Gadis kecil merah (pe)marah,  Frier menyatakan bahwa si gadis kecil itu merah sebab ia marah. Ia marah sebab ia harus mengerjakan semua tugas rumah tangga karena ia anak perempuan, sebab ayahnya tidak membolehkannya keluar rumah karena ia anak perempuan, sebab kakak laki-lakinya mengejeknya karena ia anak perempuan dan karenanya ia diperlakukan demikian, sebab ibunya sama sekali tidak membelanya dan membenarkan semua hal itu karena ia anak perempuan.  Pagi itu ia kembali marah sebab ia yang harus membuat kue untuk neneknya. Ia semakin marah mendengar jawaban ibunya ketika ia bertanya mengapa bukan dia (kakak laki-laki nya) yang membuat kue : Nanti dia yang akan mengantarkan kue itu. Lho mengapa bukan aku yang mengantarkannya, tanyanya kembali. Aku juga ingin keluar rumah. Tetapi tidak, jawab ibu, di luar rumah terlalu bahaya (untuk anak perempuan) sebab ada serigala di luar sana. Huah kali ini gadis kecil betul-betul meledak amarahnya, dan bisa dipastikan serigala yang akan takut melihat gadis kecil pemberontak yang merah karena amarah ini… 

Nah apa kamu punya versimu sendiri mengenai gadis kecil berkerudung merah? 

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.